Dikutip dari: JOE SHEA, THE WAR AGAINST THE CALIPHATE, American Reporter Vol. 16, No. 3,857 - - January 19, 2010
The Willies
THE WAR AGAINST THE CALIPHATE
by Joe Shea
American Reporter Correspondent, Bradenton, Fla.
Terjemahan:
BRADENTON, Fla., Nov. 30, 2009 -- Presiden telah melakukan pertemuan bersama penasehat-penasehat militer dan sipilnya dan telah memerintahkan pengiriman tentara US secara bertahap ke afganistan, maka harus saya katakan padanya, saat ini sudah terlambat bagi kita untuk membuat banyak perubahan disana.
Setelah berbulan-bulan melakukan pertimbangan yang mendalam, akhirnya 30.000 tentara diberangkatkan menuju negara dimana dalam kurun waktu satu dekade telah menjadi daerah tidak berdaya dalam kendali para ekstrimis Islam.
Namun kini permainan ini telah sampai pada tahapan baru yang penting bagi Amerika, Presiden dan para penasehatnya tampak tidak menyadari: bahwa osama bin laden tidaklah sedang berusaha menguasai negeri negeri Islam, dimana banyak diantara masyarakat dalam negeri itu telah menganggapnya sebagai pemimpin spiritual Islam yang sesungguhnya.
Lebih dari itu, saat ini ia tengah membangun Khilafah yang kelima untuk menggabungkan seluruh Islam dalam kendalinya, yang bebas dari sekat sekat nasionalisme, dan terpilih atau dengan aturan aturan pusaka yang turun temurun. Sebagai seorang Khalifah ia akan menjadi Imam, yakni seorang pimpinan spiritual dan pemerintahan, pemimpin orang orang yang memiliki keyakinannya yang sama dengannya.
Bagi presiden ini berarti pasukan barunya, dan yang sudah lebih dulu berada di sana, kini tengah menghadapi musuh yang baru, dan ia adalah musuh yang paling menakutkan dari seluruh musuh yang ada, ia adalah suatu yang banyak orang katakan tidak akan dapat dikalahkan: ia adalah suatu ideologi.
Tidak seperti penaklukan suatu daerah, target dari osama kali ini adalah melakukan perubahan terhadap segala hal yang sekular, kelak orang-orang yang tidak berpihak, maupun para muslim yang biasanya berperilaku moderatepun, akan memiliki perilaku baru yang lebih memperkuat Islam yang telah melekat kuat pada interprestasi yang paling lurus terhadap Alquran. Ia adalah Islam yang dianut oleh Taliban, Al-Qaeda dan beratus-ratus organisasi seperti itu yang tersebar di seluruh dunia Islam, sejak keberhasilan serangan Al-Qaeda terhadap Amerika pada tanggal 11 september 2001.
Sebagai sebuah ideologi, ia tidak membutuhkan banyak kemenangan militeris, kemudian dengan cepat ia akan mengembangkan kesepahaman secara luas sampai dimana muslim yang biasa sekalipun pada akhirnya mengadopsi osama sebagai pimpinannya, dan mengadopsi bentuk keIslaman osama sebagai bentuk keIslaman yang diyakininya. Dengan terjadinya perubahan pemahaman sampai pada jumlah orang yang cukup, maka apa yang pernah disebut Amerika sebagai “Perubahan arah mata angin” akan terjadi.
Pemerintahan negara-negara di timur tengah akan kehilangan apa yang pernah dikendalikan oleh kekuasaan kecil yang mereka miliki. Dan urutan pengaruh yang diperhitungkan akan muncul bukan dari damaskus atau kairo tetapi dari dinding-dinding tebing tempat persembunyiannya di wazirian selatan, dimana osama bin laden dilaporkan tengah bersembunyi, dari qom dan dari Teheran, dimana perubahan pemahaman terhadap keIslaman osama hampir seluruhnya terjadi.
Demikianlah, Sunni dan Syiah serta ekstrimis Islam seperti presiden iran mahmoud ahmedinejad tidak akan kehilangan pengaruhnya karena kebajikan dari keyakinan mereka, mereka akan mendapatkan toleransi. Dan tetap menguasai kekuasaan di negerinya, tetapi mereka akan memposisikan diri secara hukum dan spiritual sebagai pengikut pada apapun versi syariah yang di deklarasikan oleh osama. Namun bagi mereka yang melawan mulai dari presiden mesir hosni Mubarak, keluarga kerajaan Jordan dan pangeran-pangeran Saudi, akan dianggap tidak ada, pada mulanya, dan jika kemudian mereka menolak untuk merubah pendirian mereka, maka mereka akan dipenjara atau dihukum mati pada saat kemunculan Khilafah yang kelima.
Keempat keKhilafahan yang menjadi pendahulu osama seluruhnya telah runtuh sebagai korban dari perpecahan yang diakibatkan oleh munculnya egoisme, ketamakan, dan batasan batasan kedaerahan yang merupakan konsekwensi alami dari adanya kekuasaan yang tidak terkendalikan. Osama bin laden, disisi lain, tidak memiliki saingan di dalam Islam, kemenangannya sudah pasti aman.
Pertanda awal munculnya Khilafah kelima tidaklah lebih dari sebuah informasi-informasi pendek mengenai Khilafah yang menyebar secara luas namun nyaris tidak tampak, ketika itu mereka hanya ditemukan pada sedikit sekali website para fundamentalis Islam. Sementara ini masih menjadi pertanda yang dramatis bagi dunia barat, Khilafah kelima justru tinggal menunggu kemenangan selanjutnya untuk benar benar dapat lahir kembali.
Apa yang akan dilakukan obama mungkin saja berbeda dengan strategi perang manapun yang pernah dilakukan sebelumnya. Disaat 100.000 tentara us dan sekutunya ditempatkan di Afganistan, ia akan merusaha menggunakan pengaruh spiritualnya sebagai Imam dan Khalifah kelima untuk menggerakkan jutaan orang yang telah memiliki kesepemahaman Islam dengannya untuk bertempur melawan Amerika dan sekutunya yang ada disana. Semuanya secara serempak. Di dalam proses ini ia bisa saja dinobatkan menjadi “sang mahdi” penerus terakhir dari sang nabi.
Pada suatu hari kita seakan-akan berada di negeri dimana sebagian besar orang menerima kita serta pemerintahan yang dikenal memegang kekuasaan hampir di semua penjuru. Namun sehari kemudian tiba-tiba kita berada di suatu negeri dimana tidak ada seorangpun kecuali pejabat yang telah ditunjuk berani menawarkan bantuannya, dimana pemerintahan setempat yang baru telah ditunjuk oleh orang-orang yang setia pada Khilafah, memiliki hak sepenuhnya untuk mengendalikan segala asset pemerintah, dan dimana setiap muslim yang teguh pendirianya ingin ikut berperan serta dalam berjihad melawan kita. Dalam hal ini kita keberadaan kita seakan-akan telah dipindahkan dari keadaan aman dan dihormati, menjadi terjebak dalam sebuah perangkap yang sangat luas, dimana perangkap itu telah ditutup saat kita masih ada didalamnya, dan kita tidak bisa keluar dari sana selamanya.
Tidak ada pasukan atau angkatan bersenjata yang cukup kuat untuk melawan suatu ideologi. Anda tidak dapat menghancurkan kepemimpinannya, seperti yang selama ini kita lakukan di timur tengah. Anda tidak dapat menghancurkan buku bukunya, ataupun mengumumkan rahasia rahasiannya atau menahan pimpinannya, karena ada semacam keberpihakan umum pada mereka dan pernyebarannya yang begitu luas, dan tidak ada divisi divisi inti seperti yang telah menyebabkan runtuhnya keempat Khalifah sebelumnya. Seperti timur tengah yang kini tengah menghadapi penyatuan secara ekonomi negara-negara eropa, dunia barat akan berhadapan dengan penyatuan kekuatan dari Khilafah kelima.
Saya ingin menyampaikan keterangan berikut ini pada Presiden Obama.
Tuan Presiden peperangan di antara Islam dan dunia barat tercatat dalam sejarah telah menimbulkan kesengsaraan yang panjang namun tidak ada yang dapat mencegahnya. Apa yang dapat dilakukan hanyalah perundingan perdamaian.
Sementara hampir semua orang akan mengatakan pada anda bahwa masih terlalu pagi untuk memulai negosiasi dengan musuh yang hanya dapat dibayangkan tetapi benar benar ada yang disebut Khilafah kelima. Target anda sebagai seorang pimpinan militer seharusnya adalah mengurai kekusutan sejarah mengenai perpecahan dalam Islam dan begitu besarnya kemungkinan penyatuan keyakinan dibawah seorang pemimpin yang karismatis.
Harus diakui, adalah hal yang sulit untuk berperang melawan sesuatu yang tidak dapat anda lihat dan tidak begitu anda yakini keberadaannya. Tapi bila perubahan yang besar itu nanti terjadi – dimana perangkap yang besar itu – perangkap yang telah disiapkan oleh osama telah terjadi, maka apa yang kita anggap tidak mungkin dan fantastis secara instan akan berubah menjadi kenyatan. Dalam keadaan seperti itu, dengan seluruh masyarakat melawan kita, bisa jadi sudah tidak mungkin lagi untuk lari atau sembunyi.
Sangatlah tidak menyenangkan bagi kebanyakan orang amerika dimana peperangan yang panjang dan berlarut –larut ini harus kita lakukan hanya untuk memastikan terbentuknya sebuah demokrasi di afganistan, dan begitu pula yang ingin kita bangun di iraq dan pakistan. Dan sangatlah tidak menyenangkan juga karena kita harus mengakui adanya kemungkinan besar para ekstrimislah yang pada akhirnya akan memenangkan upaya yang selama ini kita lakukan untuk tetap mempertahankan keberadaan kita disana, dan kita harus menanggung kepiluan yang mendalam karena adanya orang-orang amerika yang kehilangan nyawanya. kita adalah orang orang yang memiliki kemauan yang tinggi, dan kita tidak akan tahan melihat diri kita dihancurkan oleh orang asing.
Persaingan keras secara emosi dan ideologi telah menimbulkan semacam persetujuan umum di kalangan Islam itu sendiri. Sebelum pertumpahan darah yang meluas terjadi tidak lama lagi sebagai balasan terhadap orang amerika, akan lebih bijaksana bagi kita untuk menempatkan diri kita tidak ditengah melainkan di batas terjauh dari perlawanan terhadap Khalifah. Kita harus mengintrospeksi kembali diri kita, didalam hati kecil kita sebagai orang amerika, kebijakan kita dalam mendukung pemerintahan yang telah nyata-nyata berbuat korup, pemerintahan tidak demokratis yang melawan Khilafah malah akan membentuk basis perlawanan Islam yang bahkan akan dapat bertahan lebih lama pada saat berhadapan dengan korupsi maupun kepemimpinan yang buruk, tidak seperti yang prinsip-prinsip dimiliki oleh yahudi-kristiani yang dengan toleransi dan keseganannya pada orang orang yang berbuat dosa bahkan pada dosa itu sendiri.
Kita tidak perlu takut sedikitpun pada sebuah pemerintahan yang jujur meski seperti apapun bentuknya; melainkan pemerintahan yang dipimpin oleh pemimpin yang malah menghianati negeri mereka sendirilah yang mestinya paling kita takuti. Kita perlu bertanggung jawab atas berbagai kesepakatan dalam menempatkan orang-orang korup pada kekuasaan dan semakin memiskinkan golongan lemah di negara negara di seluruh timur tengah, serta berbagai langkah yang tidak dapat kita uraikan alasannya karena kita ingin mempertahankan orang orang yang korup agar tetap berada pada tampuk kekuasaannya. Seharusnya kita dapat menarik diri dan menghindar dari konflik dimana kekerasan yang tanpa belas kasihan pasti akan terjadi bila kita berperang melawan tentara yang tidak dapat kita lihat yang muncul dari sebuah ideologi.
Bila kita dengan sengaja tidak menghiraukan hal ini, maka kita tidak akan dapat menghindar dari kejaran kekalahan dan tinggal menunggu saat dimana kita akan terpukul mundur. Siapakah yang kita perangi? Dimana kita berperang? Apa yang kita perangi? Inikah hari-hari dimana setiap harinya kita melakukan pemusnahan terhadap apa yang kita anggap musuh agama kita? Apakah saat ini kita tengah terlibat perang yang akan dapat dimenangkan dengan cara merampas daerah atau teritorial tertentu. Atau saat ini kita sedang memerangi ideologi tertentu yang kini memang telah tiba masanya untuk datang dan membalas apa yang pernah menumpahkan ratusan ribu jiwa tak berdosa? Itu adalah motivasi yang tidak pantas bagi kita.
Saat ini kita tengah berperang di afganistan menghadapi pemasok heroin terbesar di dunia, dan untuk tujuan itu juga kita berperang di pakistan, kita melakukannya juga pada suatu pemerintahan yang terkorup di dunia. Kini kita menarik diri dari iraq justru pada saat pasukan yang kita perangi dulu itu mulai berhasil menyusun kembali kekuatannya dan kembali menyerang tentara kita beserta rakyat sipil, bahkan pemerintahan yang kita bentuk disanapun kini mulai memikirkan cara cara baru untuk menghambat dan menghancurkan pembentukan demokrasi yang bebas dan terbuka. Kita tidak dapat mendiktekan masa depan timur tengah, atau mengarahkan kebijakan kita semata mata untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu negara atau untuk memenuhi kebutuhan suatu sumber daya alam tertentu. Kita harus memecahkan masalah ini dan melanjutkan hidup kita lagi.
Masa depan kita harus berada di dalam perdagangan dengan dunia yang damai. Kesanalah tugas kita, dimana seharusnya proses ini berada, dimana inovasi dan teknologi yang kita buat dapat membuat keadaan menjadi lebih baik. Mari kita perjuangkan itu, dan bukan dengan cara membela pemerintahan pemerintahan yang jahat. Terima kasih atas perhatian anda, tuan Presiden. Saya bangga telah memilih anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar